Awalnya, Jeff Bezos melihat bisnis pesanan lewat surat, ia menganalisis 20 barang terlaris yang dijual lewat surat. Semakin ia mempelajari, mengeksplorasi, dan memperhatikan sekelilingnya, semakin ia menemukan bahwa buku adalah salah satu item yang dapat menjadi bisnis raksasa dan belum ada saat itu yang mendominasi bisnis buku. Ia menganalisis fakta dan bentuk bisnis buku, berbicara tentang bisnis buku dengan banyak orang yang ditemuinya dan ia belajar bahwa bisnis buku sebenarnya telah terorganisasi dengan baik sehingga dapat dilakukan secara online.
Saat itu Jeff mempelajari bahwa tidak ada satu toko buku pun, seberapa besarnya toko tsb yang dapat mengorganisasi penyimpanan buku yang telah terbit. Untuk itu, ia memikirkan bahwa toko buku online mampu melakukan hal ini dan inilah peluangnya. Jeff memikirkan masa depan. Prinsipnya “Bila saya telah mencoba dan gagal, saya tidak akan menyesali itu. Jadi, begitu saya memikirkan hal dan cara tersebut, maka keputusan menjadi sangat mudah untuk dibuat”.
Jeff pun kemudian mendirikan Amazon.com. Ia mempelajari bisnis penjualan buku dengan menjalani kursus pengenalan intensif tentang penjualan buku, belajar hal-hal tentang mengelola inventaris toko, memesan dan mengembalikan buku, serta belajar mengenai pengembangan rencana bisnis dan layanan pelanggan. Ia juga menghadapi dua masalah di awal merintis Amazon.com yaitu uang untuk membayar orang-orang yang membantu perusahaan itu berjalan dan masalah kedua yakni perangkat lunak. Yang menarik, bahkan meja kerja di GARASI tempat kantor Amazon.com berada, bahkan dibuat sendiri oleh Jeff. Ia membeli pintu dengan sejumlah besi siku yang murah lalu “menyulap” nya menjadi meja kerja. Bahkan ketika Amazon.com kian berkembang, Jeff Bezos tetap mempertahankan kesederhanaan itu yaitu menggunakan meja sebagai simbol perusahaan yang digunakan di semua kantor. Amazon.com dikenal sebagai salah satu perusahaan yang mengawali usahanya dari garasi dan kemudian berpindah-pindah ke garasi-garasi lainnya.
Ia memerlukan investor, maka Jeff membicarakan rencananya dengan teman-teman dan kerabatnya. Dan ia berhasil mengumpulkan dana dari 22 orang teman dan kerabat yang menanamkan modalnya pada Jeff. Untuk masalah kedua yaitu perangkat lunak, Jeff dan tim nya mengembangkan program perangkat lunak yang tak hanya memproses pesanan dari pelanggan. Tetapi juga membuat program untuk mencari buku berdasarkan judul, penerbit, pembelian dengan kartu kredit, mencatat pelanggan yang sama, mengetahui minat pelanggan dan membuat inovasi “keranjang belanja” sebagai cara standar bagi pembeli via internet.
Sikap kerja yang dibangun oleh Jeff Bezos juga sangat menginspirasi. Di awal Amazon.com, tidak ada orang yang dipekerjakan hanya untuk menyiapkan dan mengirimkan buku. Semua karyawan – yang diwawancarai dan dipekerjakan Jeff – yang memiliki keterampilan komputer dan pikiran cerdas, juga harus ikut menyingsingkan lengan baju.
** artikel terkait :
Resensi dan ulasan singkat buku oleh Penny Hutabarat
Tinggalkan Balasan