Pertumbuhan musik tanah air diwarnai oleh sponsor-sponsor yang kian gencar memanfaatkan event musik sebagai media untuk memasarkan produk dan brand-nya. Musik punya daya tarik tersendiri dalam membentuk citra dan knowledge bagi sebuah merek/ produk di benak konsumen.
Tak hanya itu, festival musik juga mampu memberikan interaksi yang dalam, akrab dan dekat serta meaningful dengan audience. Ini menjadi salah satu “pintu” kesempatan bagi brand/ perusahaan untuk memanfaatkan the power of music festival sebagai saluran untuk membangun image brand dan menjalin hubungan dengan audience melalui sponsorship.
Ok, mari kita lihat beberapa perusahaan / brand yang mensponsori event music dalam beberapa tahun terkahir di Indonesia. Berikut beberapa list perusahaan sponsor yang berhasil saya kumpulkan :
–Konser Janet Jackson (Telkomsel)
–Konser Janet Jackson (Telkomsel)
– –Konser Bruno Mars (Buavita)
–Konser Suede (Blackberry)
– –Konser Kenny G (Kartu Kredit BCA)
– –Konser Michael Bolton (Kartu Kredit BCA)
– –Java Jazz Festival (Axis, BNI, Garuda Indonesia dan sederet perusahaan sponsor lainnya)
– –Konser Sheila Madjid (Ponds Gold Radiance)
– –Konser Erwin Gutawa (Kompas Gramedia)
– –Soundburst (Coca Cola)
– –Java Soulation Festival 2010 (AHA & Bank Mandiri)
Dahulu, pertunjukan musik atau festival musik di Indonesia hampir selalu didominasi oleh perusahaan rokok. Namun tren pada sekitar 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa dominasi merek rokok sebagai sponsor utama festival musik mulai berkurang. Perusahaan non-rokok pun mulai gencar melakukan sponsorship musik di tanah air. Sebagaimana sekilas daftar sponsor musik di atas, dapat kita perhatikan bahwa brand/perusahaan non-rokok sudah mengembangkan sayap pemasarannya ke area musik.
Sebagian diantaranya memiliki image fit antara event yang disponsori dan perusahaan yang mensponsori. Namun sebagian lagi secara kasat mata memang seperti tidak memiliki image fit langsung. Walau demikian, bisa jadi perusahaan sponsor yang secara kasat mata seolah tidak fit (tidak cocok) dengan event, juga mampu memberikan hasil yang efektif baik bagi sponsor maupun sponsee. Image fit maupun kecocokan antara sponsor dan sponsee ini akan saya bahas dalam tulisan berikutnya :).
Jadi, apa yang membuat music festival menjadi “sarang madu” yang begitu memikat dan semakin diperhitungkan oleh berbagai perusahaan/ brand? Menurut O’Toole (2011), pertumbuhan pada popularitas event dan festival musik didorong oleh unique social environment yang mampu diciptakan oleh event musik, sehingga dapat berinteraksi dengan segment pasar tertentu. Memperkuat hal ini, Oakes (2003) pernah menyebutkan bahwa sponsorship music festival memberikan opportunities bagi brand untuk berkomunikasi secara targeted dengan sejumlah audience festival, yang sebagian besar adalah anak muda.
*) Oakes (2003) , “Demographic and Sponsorship Considerations For Jazz and Classical Music Festivals”, The Service Industries Journal, Vol. 23 No. 3.
*) O’Toole, Willian & Johnny Allen, Robert Harris, Ian McDonneell, “Festival and Special Event Management” (2002).
Tinggalkan Balasan