Damian Ryan, dalam bukunya “Understanding Digital Marketing”, menjelaskan tentang formula 10Ps of digital marketing. Hal ini terutama didorong oleh perkembangan yang terjadi pada konsumen, yang hadir di medium-medium digital dan menggunakan teknologi digital untuk membeli produk/ jasa, berlangganan ataupun meriset sesuatu.
Formula 10Ps dalam digital marketing ini, sangatlah penting untuk dipahami sebelum kita memulai strategi digital pada brand yang akan dikembangkan. Kesepuluh formula tersebut antara lain:
2. Presence, tentang visibilitas dari brand kita di online, mobile, search engine, social media. Apakah kehadiran brand kita disana sudah cukup baik dan efektif.
3. Pleasure. Bagaimana konsumen atau audiens menilai brand dan customer experience yang kita berikan, dibandingkan kompetitor. Misalnya: kompetitor Anda mendapatkan rate yang lebih baik dalam layanan pengiriman, dan keramahan customer service. Maka kita bisa mulai membenahi cara layanan dan sikap tim, agar semakin baik. Perhatikan pleasure dari konsumen atau audiens kita.
4. Proximity. Apakah brand kita hadir ketika konsumen membutuhkan? Konsumen digital di masa ini cenderung menginginkan kedekatan, sesuatu yang responsif, cepat dan mudah berkomunikasi.
5. Pertinent. Apakah brand kita relevan? baik dalam strategi digital marketing yang dilakukan maupun relevan dengan kebutuhan konsumen. Apabila kita belum yakin bahwa apa yang kita tawarkan sudah cukup relevan, maka waktunya bertanya pada konsumen dan lakukan riset.
6. Process. Bagaimana brand kita engage dengan konsumen itu merupakan hal penting. Tapi hal yang tidak kalah penting dan tidak boleh diabaikan adalah proses produksi, proses pengiriman dan pembayaran serta proses lainnya dalam customer journey.
7. Personal. Dalam digital marketing, personalisasi punya kekuatan yang besar. Bayangkan ketika kita mampir ke Starbucks, lalu nama kita dicantumkan di gelas kopi, barista menyebut dan memanggil nama kita. Tentu ada rasa yang berbeda karena sifatnya personal. Begitupula halnya di ranah online, kita perlu membangun personalisasi dalam hubungan dengan konsumen.
8. Preferences. Apabila konsumen kita menginginkan sesuatu yang tidak personal, maka sediakan preferensi. Sehingga dalam mengelola brand, kita dapat terus belajar dan memperbaiki apa yang sesuai dengan wants dan needs konsumen.
9. Profit. Apa yang kita lakukan tentu perlu terukur. Begitupula halnya dalam upaya digital yang kita lakukan, ROI (return on investment) merupaka bagian penting dalam pengukuran tersebut.
10. People. Terlepas dari teknologi, kompetisi, media, jangan lupakan people. Alokasikan waktu dan upaya kita untuk engage dengan konsumen dan audiens kita. Dengarkan dan pahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan mereka. Apabila media digital dapat membantu brand kita mencapai hubungan yang baik dan bertumbuh dengan konsumen, maka tentulah digital marketing yang kita jalankan juga akan lebih hidup dan berjalan dengan baik.
Formula 10Ps dalam digital marketing ini akan membantu kita dalam mengambil keputusan tentang upaya-upaya yang perlu menjadi fokus dari pemasaran brand dan yang paling relevan dengan bisnis juga target audiens kita.
Latih Skills dalam Digital Marketing
Bila kita belum yakin dan belum paham betul dengan strategi-strategi praktik yang bisa dilakukan dalam upaya digital marketing, maka waktunya untuk kita juga membuka diri dengan melatih keterampilan dan skills baru dalam digital marketing. Pelatihan di bidang digital marketing saat ini kian bertumbuh, termasuk yang tersertifikasi oleh BNSP juga telah tersedia. Lembaga Sertifikasi Profesi di Indonesia yang menyediakan pelatihan digital marketing dengan sertifikasi BNSP adalah LSP Teknologi Digital. Saya memiliki pengalaman tergabung dalam pelatihan digital marketing yang diadakan oleh Digital Marketing School Bandung dengan sertifikasi BNSP oleh LSP Teknologi Digital. Kesempatan yang menyenangkan karena dapat mempelajari teknik, strategi dan praktik tentang digital marketing.
Tinggalkan Balasan