• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to secondary sidebar
  • Skip to footer

Blog Penny Hutabarat

  • Home
  • Blog
    • Marketing, Branding
    • Work, Values
    • Creativity, Inspirations
    • Travel Stories
  • Book
    • Books I’ve Read
    • Books I’ve Written
  • Music
    • Musical Stories
    • Music Video
  • ABOUT
Beranda » “Cermin” Kebahagiaan

“Cermin” Kebahagiaan

Oktober 6, 2009 by admin Leave a Comment

Pagi ini…saat berangkat kantor..aku melihat seorang kakek tua yang sedang memikul barang dagangannya menuju ke pasar yang jaraknya tinggal 1 KM lagi . Jumlah yang ia pikul banyak sekali, sekilas saya lihat jumlahnya hampir 8 karung. Begitu beratnya beban dagangan yang ia pikul, sampai ia membawanya dalam keadaan begitu membungkuk dan lelah.
 
 
Saya yang saat itu sedang duduk di bangku depan angkutan umum, menatap sang kakek dengan mendecak kagum dan tersentuh. Bagaimana tidak? Dari guratan di wajahnya dan tubuhnya yang sudah renta, saya bisa mengira bahwa umurnya sekitar 70 tahun.
Dan yang membuatku kagum, bagaimana mungkin seorang kakek yang renta masih mampu memikul barang dagangan yang begitu berat. Oooh…hatiku begitu iba dan tersentuh. Sempat terlintas di benakku, “kemana anak-anaknya, apakah mereka tak membantu orangtuanya”, “berapa yang mampu ia dapatkan dari hasil dagangan yang ia pikul begitu beratnya”, “Tidakkah di usia nya yang setua itu, seharusnya ia duduk di rumah menikmati masa tuanya, merasakan keberhasilan dan kerja keras anak-anaknya”.
 
Semua hal itu, tiba-tiba terlintas dalam pikiranku. Jujur, saya bingung apa yang harus saya perbuat saat itu karena angkutan umum yang saya tumpangi pelan-pelan mulai melaju sambil saya terus menatap sang kakek yang tersenyum lembut.
 
Sementara angkutan umum berjalan dan sang kakek mulai berlalu dari pandangan saya, hati ini langsung berbicara dalam doa “Tuhan berkati kakek yang berjalan dengan barang dagangannya tadi, berikanlah ia rejeki dan kedamaian di hatinya dan keluarganya. Amin”.
 
Namun satu hal yang saya petik dan saya pahami, kakek tadi telah mengirimkan “cahaya” nya kepada orang di sekeliling yang menatap dirinya. Bahwa “cahaya” itu berbicara..: “Meski tua usiaku dan renta tubuhku, tetap kupikul beban ini dan kubawa sampai tujuanku”.
 
Mungkin hasil yang ia dapatkan dari dagangannya tidak seberapa tapi ia telah berusaha dan merasa cukup bahkan bahagia dengan apa yang dimilikinya.
Jauh dibalik itu ia telah menjadi “cermin” yang memantulkan cahaya KEBAHAGIAAN, KERJA KERAS, DAN KEKUATAN bagi orang-orang yang melihatnya.
 
Terimakasih Kek, teruslah berjalan dengan senyuman :)!!

1638147035-3395-mirror


Filed Under: Creativity, Inspirations Tagged With: Creativity, Inspirations

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Primary Sidebar

ABOUT

Penny Hutabarat is a writer who loves to sing, learn, and share. Lecturer; Public Relations & Marketing Communication Specialist; Singer Songwriter.

Read more >>

Secondary Sidebar

LISTEN TO MY MUSIC

LISEN TO MY MUSIC

LISTEN TO MY PODCAST

Read My Book

Footer

Pos-pos Terbaru

  • Let Peace Be The Umpire
  • Where Does The Time Go
  • Bertumbuh Perlahan, Berakar yang Kuat
  • The Go Giver
  • 5 Alasan Mengapa Kita Perlu Memahami Digital Marketing

FOLLOW ME ELSEWHERE

Arsip

kategory

  • Home
  • Blog
  • Book
  • Music
  • ABOUT