• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to secondary sidebar
  • Skip to footer

Blog Penny Hutabarat

  • Home
  • Blog
    • Marketing, Branding
    • Work, Values
    • Creativity, Inspirations
    • Travel Stories
  • Book
    • Books I’ve Read
    • Books I’ve Written
  • Music
    • Musical Stories
    • Music Video
  • ABOUT
Beranda » See With The Inner Eye

See With The Inner Eye

Maret 17, 2010 by admin Leave a Comment

Pagi itu saya berjalan dari arah stasiun menuju kampus UI. Seperti biasa, di pukul 08.00-an biasanya tempat pejalan kaki menuju kampus UI cukup ramai dengan mahasiswa-mahasiswa yang sedang berjalan menuju kampus….menenteng buku yang cukup tebal, laptop dan tas ransel di punggung.

Saat berjalan dan menikmati pagi yang cerah dan sinar matahari yang cukup menyengat, saya menaruh perhatian dan pandangan saya kepada seorang ibu yang duduk di pinggir jalan.Ia duduk di emperan jalan dan tepat di sebelahnya tertata rapi sejumlah Tissue “ketengan” yang ia jajakan. Dari kejauhan, mata saya sudah tertuju kepada seorang ibu setengah baya yang duduk di emperan jalan itu.

Sesaat kemudian saya mendekat, ternyata saya baru menyadari kalau ibu itu tidak dapat melihat. Ia buta. Ia duduk sendiri di emperan jalan itu sambil menjajakan tissue dagangannya. Pikir saya “bagaimana ia bisa menjual tissue-tissue itu? seandainya ada orang yang tiba-tiba mengambil atau katakanlah mencuri satu kantong tissue nya, bagaimana ia bisa tau?”. Bila tiba-tiba cuaca hujan, bagaimana dia bisa berlari untuk mencari tempat perteduhan, melindungi dirinya atau dagangannya dari hujan?”

 Jujur saja, saya sempat berdecak kagum dalam hati. Betapa ibu itu punya keyakinan dalam dirinya, meski ia tak dapat melihat sekelilingnya bahkan mungkin pembelinya, namun ia tetap berjualan di tengah keramaian. 
Pasti dia punya keyakinan yang besar di dalam hatinya, yang mampu membuatnya mengalahkan kegelapan yang ia rasakan.
Pasti dia punya mata batin yang kuat, yang memampukannya untuk tetap berusaha, bekerja bahkan berada di tengah keramaian.

Ada sesuatu yang dapat kita petik dari pengalaman ini yaitu bahwa tidak hanya mata penglihatan kita yang perlu dipertajam dalam melihat dunia dan sekeliling kita. 

Tapi lebih dari itu, kita juga perlu mempertajam mata hati dan mata batin kita dalam memandang dunia dan sekeliling.


Mata penglihatan kita ada waktunya merasa lelah dan butuh tidur atau terlelap. Tapi mata batin dan mata hati akan terus bercahaya untuk memampukan kita terus “berjalan”, “berusaha” dan “melihat dunia” dalam keyakinan.
See with the inner eye…..

Inspirasi : ibu penjual tissue di pinggir jalan Kober

Filed Under: Creativity, Inspirations Tagged With: Creativity, Inspirasi, Inspirations, Renungan

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Primary Sidebar

ABOUT

Penny Hutabarat is a writer who loves to sing, learn, and share. Lecturer; Public Relations & Marketing Communication Specialist; Singer Songwriter.

Read more >>

Secondary Sidebar

LISTEN TO MY MUSIC

LISEN TO MY MUSIC

LISTEN TO MY PODCAST

Read My Book

Footer

Pos-pos Terbaru

  • Let Peace Be The Umpire
  • Where Does The Time Go
  • Bertumbuh Perlahan, Berakar yang Kuat
  • The Go Giver
  • 5 Alasan Mengapa Kita Perlu Memahami Digital Marketing

FOLLOW ME ELSEWHERE

Arsip

kategory

  • Home
  • Blog
  • Book
  • Music
  • ABOUT